Perilaku
Makan dari Berbagai Jenis Rayap - Rayap termasuk ke dalam kategori
serangga daerah tropika dan juga subtropika. Namun, penyebaran rayap kini
cenderung sudah meluas dan merambah ke daerah lain. Di daerah tropika, serangga
ini bisa ditemukan mulai dari kawasan pantai hingga daratan dengan ketinggian
3000 meter diatas permukaan laut. Dari perilaku makan rayap, sebenarnya kita dapat
menarik kesimpulan bahwa serangga ini termasuk kategori binatang perombak bahan
mati yang pada dasarnya sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup dalam
ekosistem manusia.
Rayap adalah konsumen primer dalam
rantai makanan dan peranannya sangat penting dalam kelangsungan siklus berbagai
unsur penting seperti nitrogen dan karbon. Yang jadi masalah adalah manusia
juga termasuk konsumen primer yang membutuhkan hasil-hasil tanaman bukan untuk dimakan
saja namun untuk digunakan sebagai bahan pembuatan rumah atau bangunan lain. Hal
inilah yang mengakibatkan manusia seolah-olah bersaing dengan rayap dan manusia
akan terus berusaha membasminya dengan obat anti rayap atau tindakan khusus lainnya yang diperlukan.
Awalnya banyak kalangan pakar dan
peneliti yang merasa heran tentang kemampuan rayap dalam memakan atau menyerap
selulosa karena manusia saja tidak dapat mencerna selulosa atau bagian berkayu
dari sayuran yang sering dimakan. Sementara itu, rayap dapat melumatkan dan
menyerap bagian berkayu (selulosa) dan akibatnya sebagian besar ekskremen hanya
akan tersisa lignin-nya saja. Hal ini kemudian menjadi lebih jelas setelah penemuan
berbagai protozoa flagellata yang terdapat pada usus bagian belakang rayap yang
berperan sebagai simbion untuk melumatkan, mencerna dan menyerap selulosa. Bagi
jenis rayap yang tidak memiliki protozoa, maka masih bisa menyerap selulosa
dengan bantuan jamur perombak kayu yang biasanya dipelihara dalam sarang koloninya.
Makanan pokok atau makanan utama dari
semua jenis rayap pada dasarnya sama yakni kayu atau bahan berselulosa. Namun, perilaku
makan dari rayap ternyata bermacam-macam. Hampir seluruh jenis kayu merupakan
makanan potensial untuk rayap. Untuk
mencapai bangunan kayu yang terpasang, serangga ini bisa keluar dari sarang
kemudian melewati liang atau terowongan kembara yang dibuatnya. Bagi jenis rayap
subteran yang biasa bersarang dalam tanah namun bisa mencari makan hingga jauh
di atas tanah, maka keadaan yang lembab sangat mutlak diperlukan. Hal ini kemudian
menjadi alasan kenapa rayap mampu menyerang lemari dalam 1 malam saja.
Jenis rayap kayu kering tidak membutuhkan
air (kelembaban), tidak berhubungan dengan tanah dan tidak membuat liang/terowongan
panjang untuk menyerang obyek berbahan kayu. Rayap bersarang dalam kayu, memakan
kayu dan jika perlu akan menghabiskannya sehingga akan tersisa lapisan luar
kayunya saja. Lapisan luar ini sangat tipis sehingga jika ditekan dengan jari maka
sama seperti menekan kotak kertas. Ada
pula jenis rayap yang memakan kayu dan masih bersarang pada batang atau dahan
pohon. Rayap Neotermes tectonae dapat menimbulkan kerusakan berupa pembengkakan
atau gembol yang kemudian menyebabkan kematian pada sebuah pohon jati.
Bbaca juga : Pengenalan Seputar Koloni Rayap
Rayap dikenal memiliki karakter trofalaksis atau kerumunan rayap yang terintegrasi. Rayap muda yang baru saja menetas dari telur awalnya tidak memiliki protozoa untuk mencerna dan menyerap selulosa. Hal ini juga berlaku bagi setiap rayap yang baru saja berganti kulit. Rayap yang telah berganti kulit ini kemudian akan diberi "re-infeksi" protozoa oleh para rayap pekerja melalui trofalaksis. Trofalaksis merupakan perilaku berkerumunnya rayap diantara anggota-anggota koloni dan biasanya dengan saling menjilati mulut dan anus. Dengan perilaku seperti ini, maka protozoa pun dapat ditularkan kepada rayap-rayap yang memerlukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar